Cara Menurunkan Panas Anak Saat Demam, Orangtua Perlu Mengetahui ini
Orangtua mana sih yang ngga khawatir ketika anaknya demam? Meski gejala ini sangat lumrah dialami anak sampai usia lima tahun, ternyata masih banyak sahabat ummi yang tidak siap menghadapinya. Apalagi kalau kita sedang bekerja atau melakukan aktifitas lain yang menyebabkan kita tidak bisa siaga di samping ananda.
Ketika anak mengalami siklus ini kita seringkali merasa panik berlebihan, konsentrasi menjadi buyar dan pekerjaan menjadi berantakan karena pikiran tertuju pada anak yang demam. Akan tetapi apakah reaksi berlebihan tersebut dapat menghasilkan solusi yang bijak atau justru membuat suasana menjadi semakin tidak karuan.
Sebagai orangtua kita harus dapat bersikap cerdas dan cermat ketika menghadapi hal-hal apapun yang terjadi pada anak-anak kita. Kekhawatiran yang kita rasakan harus dikelola dengan bijak agar tidak menimbulkan panik berlebihan yang cenderung merugikan keluarga kita.
Lalu sikap seperti apa sih yang harus kita lakukan dalam menghadapi anak yang demam?
1.Don’t be panic
Umumnya yang sering menjadi panik ketika anak demam adalah Ummi. Cobalah untuk menghilangkan perasaan seperti itu. Tidak banyak manfaat yang kita dapatkan dengan bersikap khawatir yang berlebihan. Ummi justru akan kehilangan konsentrasi dan tidak dapat berpikir dengan jernih.
2.P3D (pertolongan pertama pada demam)
Meskipun kita bukan dokter anak yang sesungguhnya, tetapi sebagai orangtua kita harus dapat berperan sebagai dokter bagi anak kita ketika sakit. Kita dapat melakukan penanganan sederhana pada anak ketika demam.
3.Ukur temperature badan anak
Sahabat ummi sebaiknya memiliki persediaan alat kesehatan dan obat-obatan untuk mengantisipasi anak dan keluarga yang sakit, salah satunya adalah thermometer. Saat anak kita demam, penanganan pertama yang dapat kita lakukan adalah mengukur suhu tubuh anak. Jika demamnya masih dalam batas wajar, jangan gegabah untuk langsung membawanya ke dokter atau rumah sakit. Tetapi jika demamnya sudah sangat tinggi, kita harus waspada dan siaga ketika sewaktu-waktu harus dilarikan ke dokter.
4.Berikan air minum yang banyak
Ketika anak demam, kebutuhan cairan akan meningkat. Kita dapat memberikan cairan yang berasal dari air minum, sup hangat, susu atau buah yang mengandung banyak air.
5.Berikan obat penurun panas
Langkah ini sebenarnya bersifat fleksibel. Sahabat ummi dapat memberikan obat penurun panas ketika memang diperlukan saja. Jika pemberian obat penurun panas dikhawatirkan memberi dampak negatif pada tubuh anak, sahabat ummi dapat memberikan madu yang lebih aman bagi anak.
6.Menjadi bunda yang perhatian
Sahabat ummi, ketika anak mengalami demam mereka butuh perhatian kita. Derajat kemanjaan mereka pun akan meningkat beberapa kali lipat. Hentikan sejenak aktifitas kita untuk memberikan perhatian penuh kepada anak. Perhatian itu akan membuat anak merasa bersemangat beraktifitas di tengah kondisi yang tidak fit.
7.Beri pelukan hangat
Berapa kali dalam sehari kita memeluk ananda? Pelukan orangtua akan memberi dampak positif bagi anak, terutama ketika sakit. Anak akan menjadi lebih dekat dengan orangtua dan mereka juga akan merasa dilindungi. Selain itu psikologis anak juga akan stabil dan tenang sehingga dapat memberikan sugesti positif dari dalam diri anak untuk segera sembuh.
8.Ke dokter yuk
Langkah terakhir yang dapat kita lakukan ketika demam anak tidak kunjung turun adalah membawanya ke dokter atau rumah sakit terdekat. Ini adalah cara teraman ketika kita ragu dengan semua penanganan yang telah diberikan. Tetapi meskipun telah diserahkan kepada ahlinya sebagai orangtua kita tetap harus totalitas memberikan perhatian kepada anak.
Sahabat ummi, tidak ada satupun orangtua yang menginginkan anaknya sakit. Tetapi kita harus tahu bahwa salah satu siklus yang terjadi akibat reaksi metabolisme tubuh adalah demam. Ketika hal itu terjadi kita harus menjadi orangtua cerdas yang dapat mengelola rasa khawatir dengan bijak.
Foto ilustrasi: google
Sumber : Ummi
Komentar
Posting Komentar